PERANAN PROBIOTIK
Peranan probiotik
dalam budidaya akuakultur adalah:
1). Menekan populasi mikroba yang bersifat merugikan
yang berada dalam saluran
pencernaan dengan cara berkompetisi untuk
menempati ruang (tempat menempel)
dan kesempatan mendapatkan nutrisi.
2). Menghasilkan senyawa anti mikroba yang secara
langsung akan menekan pertumbuhan mikroba pathogen
dan mencegah terbentuknya kolonisasi mikroba merugikan
dalam sistem pencernaan hewan inang.
3). Menghasilkan senyawa yang bersifat imunostimulan
yaitu meningkatkan sistem imun ikan (hewan inang)
dalam menghadapi serangan penyakit
dengan cara meningkatkan kadar antibodi
dan aktivitas makrofag,misalnya lipo polisakarida,
glikan dan peptidoglikan.
4). Menghasilkan senyawa vitamin yang bermanfaat
bagi hewan inang (yang diberikan probiotik)
dan secara tidak langsung akan menaikkan nilai nutrisi pakan.
Probiotik adalah bahan hidup yang seperti halnya antibiotik
bekerja secara spesifik dan khusus.
Demikian halnya, mikro organisme dalam probiotik
sangat rentan terhadap kondisi situasi fisika dan kimia
dalam saluran pencernaan hewan inang dan kondisi perairan.
Lingkungan yang tidak cocok akan membunuh
mikro organisme dalam probiotik dan dengan demikian
tidak memungkinkan untuk berkompetisi dengan
mikro organisme pathogen.
Oleh karena itu kapasitas spesies mikro organisme
yang digunakan sebagai probiotik apakah dalam
bentuk tunggal atau campuran menjadi sangat penting
yang menentukan keampuhan probiotik.
1). Menekan populasi mikroba yang bersifat merugikan
yang berada dalam saluran
pencernaan dengan cara berkompetisi untuk
menempati ruang (tempat menempel)
dan kesempatan mendapatkan nutrisi.
2). Menghasilkan senyawa anti mikroba yang secara
langsung akan menekan pertumbuhan mikroba pathogen
dan mencegah terbentuknya kolonisasi mikroba merugikan
dalam sistem pencernaan hewan inang.
3). Menghasilkan senyawa yang bersifat imunostimulan
yaitu meningkatkan sistem imun ikan (hewan inang)
dalam menghadapi serangan penyakit
dengan cara meningkatkan kadar antibodi
dan aktivitas makrofag,misalnya lipo polisakarida,
glikan dan peptidoglikan.
4). Menghasilkan senyawa vitamin yang bermanfaat
bagi hewan inang (yang diberikan probiotik)
dan secara tidak langsung akan menaikkan nilai nutrisi pakan.
Probiotik adalah bahan hidup yang seperti halnya antibiotik
bekerja secara spesifik dan khusus.
Demikian halnya, mikro organisme dalam probiotik
sangat rentan terhadap kondisi situasi fisika dan kimia
dalam saluran pencernaan hewan inang dan kondisi perairan.
Lingkungan yang tidak cocok akan membunuh
mikro organisme dalam probiotik dan dengan demikian
tidak memungkinkan untuk berkompetisi dengan
mikro organisme pathogen.
Oleh karena itu kapasitas spesies mikro organisme
yang digunakan sebagai probiotik apakah dalam
bentuk tunggal atau campuran menjadi sangat penting
yang menentukan keampuhan probiotik.
Probiotik yang
digunakan harus memiliki persyaratan khusus untuk dapat bekerja secara efektif
adalah berikut:
1. Mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan
(fisika dan kimia) dan hewan inang.
2. Mampu bertahan hidup pada suhu rendah dan konsentrasi
asam organik yang tinggi di saluran pencernaan,
juga terhadap cairan pankreas dan empedu yang dihasilkan
disaluran usus halus bagian atas.
3. Tidak bersifat pathogenik dan menghasilkan senyawa
toksik yang merugikan hewan inang.
4. Mampu hidup dan bermetabolisme dalam
saluran usus hewan inang
5. Dapat diproduksi dalam skala besar (industri)
dengan kualitas dan kuantitas yang terjaga dan terukur.
1. Mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan
(fisika dan kimia) dan hewan inang.
2. Mampu bertahan hidup pada suhu rendah dan konsentrasi
asam organik yang tinggi di saluran pencernaan,
juga terhadap cairan pankreas dan empedu yang dihasilkan
disaluran usus halus bagian atas.
3. Tidak bersifat pathogenik dan menghasilkan senyawa
toksik yang merugikan hewan inang.
4. Mampu hidup dan bermetabolisme dalam
saluran usus hewan inang
5. Dapat diproduksi dalam skala besar (industri)
dengan kualitas dan kuantitas yang terjaga dan terukur.
Sebagaimana
probiotik juga tidak dapat diharapkan mengendalikan semua jenis bakteri yang
ada di dalam sistem pencernaan ikan ataupun yang terdapat di lingkungan air. Efektivitas
probiotik sangat tergantung pada jenis bakteri yang digunakan karena populasi
bakteri yang hidup pada suatu lingkungan dengan kondisi fisika kimia berbeda
kemungkinan akan berbeda pula. Akan lebih efektif apabila probiotik menggunakan
jenis mikroorganisme indigenous (asli) yaitu yang diperoleh berasal dari
saluran pencernaan dan lingkungan yang sama / mirip dengan hewan inang,
diharapkan mampu beradaptasi dengan lokasi perlakuan dibandingkan jika
mikroorganisme diperoleh dari lingkungan yang berbeda.
Efektifitas
probiotik tidak dapat dirasakan seketika atau memberikan perbaikan /penyembuhan
dalam waktu singkat. Kemanjuran probiotik membutuhkan waktu meskipun tidak
berarti bahwa penggunaan probiotik tidak pernah gagal. Kegagalan probiotik bisa
terjadi karena disebabkan oleh berbagai hal di antaranya salah penggunaan
aplikasi di lapangan, cara penyimpanan probiotik yang salah mengakibatkan
menurunnya viabilitas mikroorganisme. Jenis bakteri yang digunakan mungkin saja
tidak sesuai dengan kondisi hewan inang, dosis yang digunakan tidak memadai
atau kepadatan populasi bakteri dalam probiotik terlalu rendah.
Cara kerja mikro
organisme probiotik dalam kaitannya dengan bakteri pathogen meliputi berbagai
model yaitu dengan cara menghasilkan senyawa penghambat, berkompetisi terhadap
ketersediaan unsur kimia maupun energi, berkompetisi untuk memperoleh tempat
perlekatan, meningkatkan respon imun hewan inang, memperbaiki kualitas air
lingkungan budidaya, berinteraksi dengan phytoplankton, sebagai sumber nutrisi mikro
dan makro, serta menghasilkan enzym untuk meningkatkan kecernaan.
Probiotik akan
bekerja secara eksternal yaitu menguraikan senyawa toksik yang terdapat dalam
air kolam seperti NH3 , NO 3 , NO 2 , juga menguraikan bahan organik, dan
menekan populasi alga biru hijau. Beberapa jenis mikroba sebagai probiotik
pengurai antara lain nitrosomonas, cellumonas, bacillus subtilus, dan
nitrobacter. Bakteri gram positip adalah Bacillus sp. banyak digunakan sebagai
probiotik untuk memperbaiki kualitas air dibandingkan dengan jenis bakteri gram
negatip. Bacillus sp. lebih efisien dalam mengkonversikan kembali bahan organik
menjadi CO 2 . Sedangkan bakteri gram negative mengkonversi karbon organik
menjadi biomas bakteri dalam persentase lebih banyak. Sehingga dengan mengupayakan
populasi bakteri Bacillus sp. tetap dalam jumlah besar di dalam perairan
kolam/tambak akan meminimalkan pembentukan partikulat terlarut karbon organik
selama siklus budidaya. Sekaligus juga akan memacu perkembangan phytoplankton
dengan meningkatnya produksi CO 2 .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar